Admin Vidhezone corp.

Xenoblade Chronicles (Wii)

Kungfu Panda: The Kaboom of

REAL STEEL 2011

captain america the first

Posted by dhedhemkf - - 0 komentar

Dari satu tulisan tentang cara bagaimana mengatasi procrastination salah satunya yaitu dengan teknik membagi-bagi kerjaan yg kita tunda-tunda itu dalam bagian kecil yang harus kita lakukan.

Triknya. Targetkan mengerjakan kerjaan itu dalam satuan tertentu dan cukup itu saja.

Misalnya, membaca text book 1000 halaman. Ngebayanginnya aja udah males. Tapi triknya yaitu dengan membaca 5 halaman saja dan setelah itu STOP.

Kemudian kita membaca 5 halaman lagi, 5 halaman lagi dan seterusnya.

Idenya dari teknik ini yaitu yang penting untuk memulai kerjaan tersebut. Karena makin lama kita menunda sesuatu, makin besar lah bayang bayang keengganan di pikiran kita yang membuat kita menunda dan menunda dan menunda lagi.

Minimal dengan memulai sedikit (dan memang dibatasi sedikit) kita bisa lihat bahwa yang kita bayangkan bayang-bayang besar dan membuat kita males itu ternyata sebenarnya ga semenakutkan yang kita bayangkan.

Contoh lain dari teknik mengerjakan satuan kecil diatas bisa juga dengan waktu.

Misalnya kita harus mengerjakan laporan bulanan, males bangeeet. :p

Tapi gimana kalo kita kerjain 10 menit aja. Ga susah kan? 10 menit dan stop. 10 menit dan stop. 10 menit dan stop.


Well that's what I am doing now hehe

Gue udah tunda-tunda terus terlalu lama buat posting baru lagi, sampe rasanya malesss banget buat posting. Pengen posting ini, pengen posting itu, pengen posting begini, pengen posting begitu.

Ngerjain ini, ngerjain itu. Beralasan ini, beralasan itu.

Padahal inti penyelesaiannya ya.. posting aja.

"If you wish to be a writer, write." kata Epictetus.

Dan, if you wish to be a BLOGGER, blog! kata gue hehe.

So, what you've been up to?

Hidup, becanda sama , kedatangan beberapa temen, baca berita BBM dinaikin, baca berita bali di bom lagi, mulai puasa.

Menghabiskan banyak waktu di milis ini, ngebuat setrip-setrip komik dan posting-posting ke Global Voice Online.

How about you? :)
[ Read More ]

Posted by dhedhemkf - - 0 komentar


1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa plester
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama dengan rumah tangga lain
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu
9. Hanya membeli satu set pakaian baru dalam setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: Petani dengan luas lahan 0.5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp.600.000 per bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah di jual dengan nilai minimal Rp.500.000, seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Dan masih ada 60 juta (15.4 juta keluarga) saudara kita orang Indonesia yang hidup seperti itu?

60 juta!
[ Read More ]

Posted by dhedhemkf - - 0 komentar

Beberapa hari yang lalu gue menemukan email misterius ini di inbox gue. Hari ini gue memutuskan untuk mempostingkannya disini.



----- Original Message -----
From:
To: "whoevew"
Sent: Thornday, October 05, 3768 9:19 PM Planet Bumi
Subject: Untuk kamu yang mau baca

REQUEST FOR URGENT BUSINESS RELATIONSHIP

FIRST, I MUST SOLICIT YOUR STRICTEST CONFIDENCE IN THIS TRANSACTION. WE ARE TOP OFFICIAL OF THE FEDERAL GOVERNMENT CONTRACT REVIEW PANEL WHO ARE INTERESTED IN IMPORATION OF GOODS INTO OUR COUNTRY WITH FUNDS WHICH ARE PRESENTLY TRAPPED IN NIGERIA..... HE HE HE, KIDDING!

Bolehkan saya untuk memulai lagi. Ehm, ehm.

Di bawah ini adalah cerita tentang dunia tempat saya tinggal dengan segala isinya. Sebuah planet dalam jaringan alam semesta yang tidak jauh berbeda dengan tempat tinggal kamu yang kamu sebut planet bumi.

Kita tidak pernah berhubungan sebelum ini, kamu belum bisa melihat dan berkomunikasi dengan kami. Dan kami belum perlu untuk menghubungi kamu (selain email ini). Tapi selain jarak yang memisahkan kita ratusan juta tahun cahaya, rupanya kita tidak jauh berbeda.

Di bawah ini adalah cerita tentang kami.

Di tahun 3021, peradaban manusia (supaya mudah saya akan menggunakan istilah manusia juga) di dunia kami sudah berlangsung dan berkembang cukup lama. Populasi manusia sudah cukup banyak dan kami tinggal berkumpul di kota-kota besar yang melayang di atas tanah.

Teknologi, ekonomi dan kebudayaan kami cukup maju dan masalah lingkungan belum ada. Keluarga, bapak, ibu, anak hidup berdampingan dalam hubungan sosial yang dekat satu sama lain di dalam rumah-rumah pribadi.

Atmosphere planet cukup hangat untuk hidup tanpa alat pemanas dan cukup sejuk untuk ditinggali. Singkatnya kehidupan kami cukup menyenangkan dan tidak jauh berbeda dengan kehidupan di planet bumi dengan satu pengecualian, dunia kami hanya terdiri dari dua warna: HITAM dan PUTIH.

Untuk waktu yang lama tidak ada yang merasa hal ini aneh. Sepanjang yang kami tahu beginilah kondisi semua kehidupan di dalam dan diluar alam semesta, HITAM dan PUTIH, hingga suatu hari.

Di tahun 3368, di satu kota di belahan utara planet kami ditemukanlah sebuah warna KUNING. Tidak ada yang tahu dari mana warna KUNING ini berasal seolah-olah dia jatuh dari langit dikirimkan oleh sebuah kekuatan kebaikan untuk kami.

Penemuan ajaib dan supernatural! Orang berbondong-bondong untuk datang, karena tidak ada yang pernah melihat warna KUNING pada saat itu, dunia kami hanya hitam dan putih. KUNING terlihat seperti sesuatu yang luar biasa, hampir-hampir agung.

Tidak lama orang-orang yang sudah melihat warna kuning ini dengan mata kepala sendiri mulai merasakan pengaruhnya pada diri mereka. Mereka percaya bahwa KUNING dikirimkan untuk mereka dan ada maksud kenapa mereka yang menerima warna KUNING tersebut.

Kota itu pun menjadi terkenal sebagai warna KUNING, dan orang-orang yang tertarik pada warna KUNING berkumpul disitu untuk belajar dan mengenal apa sebenarnya arti dari warna tersebut. Sebagian menjadi sangat ahli tentang KUNING dan menjadi sumber rujukan bagi mereka yang ingin tahu. Sebagian lagi menyatakan diri percaya bahwa KUNING ditakdirkan datang pada mereka dan menjadi bagian dari hidup mereka.


Dua puluh tahun setelah itu, di tahun 3388, di tempat yang tidak jauh. Ditemukan sebuah warna lain lagi. Warna HIJAU.

Kembali orang berbondong-bondong untuk melihat warna baru ini. Ya kita sudah memiliki HITAM, PUTIH dan KUNING, tapi ini baru! Ini warna HIJAU!

Apa artinya warna yang baru ini? Apa pengirim HIJAU ini sama dengan pengirim KUNING? Kenapa dia ditemukan disini?

Kembali pertanyaan-pertanyaan memenuhi kepala mereka yang hadir disitu. Antusiasme dan keingintahuan untuk mempelajari warna ini pun hadir kembali. Orang berkumpul, belajar, menganalisa apa arti dari HIJAU.

Tidak lama orang-orang pun mulai membandingkan KUNING dengan HIJAU. Apa perbedaan antara mereka? Mana yang lebih bagus? Apa arti dari masing-masing warna?

Para ahli KUNING kurang senang dengan keadaan ini, waktu mereka dan keahlian mereka telah mapan di bidang KUNING. Dengan hadirnya HIJAU maka tingkat sosial mereka pun terancam, dan mereka mulai menunjukkan kelebihan-kelebihan KUNING di banding HIJAU.

KUNING lebih terang, KUNING adalah cahaya, KUNING adalah pencerahan, kata mereka pada para pengikutnya. HIJAU mungkin bagus, tapi tidak sebaik dan sebenar KUNING. KUNING adalah yang terbaik.

Sementara itu mereka yang melihat HIJAU dan lebih menyukai HIJAU tentu beranggapan lain.

HIJAU itu sejuk, HIJAU membawa kedamaian, HIJAU adalah kehidupan dan alam menurut mereka. HIJAU lebih baik dari KUNING.

Perdebatan yang sengit kadang muncul diantara mereka yang percaya pada KUNING dan mereka yang percaya pada HIJAU, tapi sementara itu peristiwa lain lagi datang.


Pada tahun 3428, 40 tahun setelah HIJAU turun dan 60 tahun setelah KUNING turun, di sebuah daerah lain, ditemukan warna MERAH.

Pada tahap ini, para pengikut KUNING dan pengikut HIJAU telah masing-masing memisahkan diri satu sama lain.

Mereka hidup di kota yang berbeda, dan kalaupun mereka hidup di kota yang sama mereka menegaskan identitas mereka dengan menggunakan simbol-simbol dengan warna masing-masing di tubuh mereka.

Pengikut KUNING akan mengecat janggut dan rambut mereka dengan warna KUNING, sedang pengikut HIJAU akan menggunakan gelang, kalung dan tutup kepala berawarna HIJAU.

Ketika MERAH datang, kembali proses yang sama terjadi. Orang datang untuk melihat MERAH, mebawanya sedikit dan menyebarkannya ke teman dan keluarga mereka.

Kembali keingintahuan dan antusiasme orang untuk mempelajari MERAH hadir. Dalam waktu yang tidak lama MERAH pun telah memiliki pengikut yang cukup banyak.

MERAH menurut mereka, berarti berani, MERAH adalah darah, sungai di tubuh kita, MERAH adalah kehormatan dan keksatriaan. Merah adalah satu-satunya cara hidup yang terhormat di planet ini.


Dalam kurun waktu seratus tahun, dunia kami yang asalnya hanya berwarna HITAM dan PUTIH telah mendapat tiga tambahan warna lagi tanpa kami tahu siapa pengirimnya dan apa sebabnya warna-warna itu hadir sekarang, mereka hadir begitu saja.

Masing-masing warna KUNING, HIJAU dan MERAH sekarang telah memiliki orang-orang yang percaya pada warna-warna tersebut, telah ada pengikutnya masing-masing.

Arti dan makna dari masing-masing warna telah mulai diformalkan agar orang tidak lupa dan lebih gampang untuk mempelajarinya. Mereka yang memformalkan ini menjadi ahli tentang warna-warna tersebut.

Membandingkan warna yang satu dengan yang lain tidak terelakkan. Diskusi dan perdebatan tentang mana warna yang paling bagus kerap terjadi dengan masing-masing pengikut percaya bahwa warnanya yang paling bagus.

Sebagian beranggapan ada maksud didalam cara penyampaian warna-warna tersebut yang tidak sekaligus. Kenapa KUNING dulu, lalu HIJAU, lalu MERAH?

Pengikut KUNING beranggapan bahwa KUNING adalah yang terbaik karena KUNING diturunkan pertama. Pengikut MERAH tentu berpendapat lain, MERAH yang terbaik karena dia diturunkan belakangan artinya MERAH diturunkan untuk memperbaiki warna-warna yang datang sebelumnya.

Sedang HIJAU beranggapan bahwa urutan mana yang turun tidak penting, tapi nilai-nilai dan makna dari warna-warna itu yang harus dijadikan patokan.

KUNING, HIJAU dan MERAH menjadi bahan diskusi dan perdebatan yang hangat di dunia kami saat itu. Masing-masing pengikut menggunakan identitas warnanya sendiri, pengikut MERAH sekarang menggunakan pakaian dengan lambang bulat berwarna merah di dadanya.

Bukan hanya orang, tapi benda milik pengikut warna pun menggunakan simbol dan warna ini. Rumah orang KUNING, akan terlihat berwarna KUNING, sedang orang MERAH mungkin mencat pintunya menjadi MERAH dan sebagainya.

Ketika sebagian orang mulai mencampurkan warna diatas dan mengatakan bahwa mereka percaya pada semua warna KUNING, HIJAU dan MERAH, kemarahan para ahli warna tidak terelakan lagi.

Tidak mungkin percaya pada semua warna menurut mereka. Seseorang hanya bisa percaya pada satu warna dan tidak lebih. Warna adalah pilihan, tidak ada yang memaksa, tapi kamu hanya bisa memilih satu warna karena mencampuradukkan warna akan berakibat campur aduknya nilai dan makna dan ini tidak bagus. Bagiku warna aku dan bagimu warna kamu.


Sejak tahun itu beberapa warna lagi datang di dunia kami. PUTIH UNGU dan BIRU ditemukan oleh orang di belahan dunia lain dan mulai menyebar juga dengan reaksi yang kurang lebih sama.

Sejak saat itu juga, satu orang hanya boleh memiliki satu warna dan warna ini biasanya diturunkan pada anak-anak kami. Orang tua yang HIJAU akan mengajarkan agar anaknya menjadi HIJAU pula. Dan begitupun yang lainnya.

Sejak saat itu dunia kami pun mulai berwarna tidak lagi HITAM dan PUTIH.


Apa yang terjadi dengan dunia kami kemudian?

Bagaimana hubungan antara KUNING, HIJAU dan MERAH serta warna-warna lain?

Apakah akan terjadi kekerasan antara masing-masing warna?
[ Read More ]

Posted by dhedhemkf - - 0 komentar


A man says that he is lying. Is what he says true or false? --Eubulides, 4th century BC

Abis baca judul diatas, kamu-kamu yang cewek pasti dengan semangat berkata "iya tuh!", sedang kamu-kamu yang cowok paling tersenyum simpul dengan sorot mata ga bersalah sambil bersiul-siul "duu duuu duuu duuu" :p

Hehe, tapi sebelum kamu semangat ngasih komentar setuju atau ga setuju, coba kita garuk lagi pernyataan diatas.

Ketika saya menulis: "Semua laki-laki pembohong!" maka ada sesuatu yang aneh disitu, karena:

1. Saya seorang laki-laki
2. Saya berkata semua laki-laki pembohong

Maka dari dua elemen diatas terlihat kalimat "semua laki-laki pembohong" pun adalah sebuah kebohongan karena yang mengucapkannya adalah seorang laki-laki.

Artinya, semua laki-laki pembohong itu adalah bohong = semua laki-laki bukan pembohong?


Paradoks diatas dikenal luas diungkap oleh seorang filsuf dan penyair Yunani bernama Epimenides yang hidup diabad 6 sebelum masehi.

Epimenides, seorang Cretan, dilaporkan berkata: The Cretans are always liars.

Karena dia sendiri seorang Cretan, dan semua orang Cretan menurut dia adalah seorang pembohong, maka pernyataan Orang cretan selalu berbohong adalah juga tidak benar.

Contoh paling sederhana lain dari paradoks yang sama adalah kalimat:

Pernyataan ini salah

Kalo pernyatan diatas benar, maka seharusnya kalimat diatas mengandung kebenaran, tetapi kalimatnya sendiri sudah berkata bahwa kalimat tersebut salah. Maka pernyataannya jadi benar atau salah?

Kalau saya berkata "Saya berbohong", maka apakah saya sedang berbohong bahwa saya bohong?

Kalo saya berkata "Jangan pedulikan kalimat ini", maka apakah saya harus peduli pada peringatan jangan pedulikan kalimat tersebut?

Kita tidak bisa 100% berkata bahwa kalimat diatas salah atau benar. Yang terjadi adalah kontradiksi, karena sebuah kalimat bisa benar sekaligus salah dan bisa salah sekaligus benar.

Kalau begitu mana yang benar? Dan mana yang salah?

Hal yang paling mengganggu dari paradoks yang dikenal dengan nama Epimenides Paradox atau Liar Paradox ini adalah karena ia menunjukkan bahwa kepercayaan yang kita pegang erat tentang mana yang benar dan mana yang salah ternyata membawa kita pada sebuah kontradiksi.


Tulisan This is Not the Title of This Essay mencoba menjawab bahwa masalah dari Liar Paradox adalah self-reference.

Paradoks terjadi karena kita mengambil referensi dari diri kita sendiri.

Apa yang saya katakan salah, maka pertanyaan salah ini mengambil referensi dari kalimat itu lagi.

Paradoks diatas jadi masalah besar, terutama buat para matematikawan, dimana dunia adalah 0 dan 1 dan, sebuah pernyatan harus punya nilai jelas antara True (T) atau False (F).

Kurt G�del, di tahun 1931, menjelaskan problema self-reference diatas dalam sebuah teorema yang dikenal dengan nama G�del's Theorem, yang mengatakan:

To every ω-consistent recursive class χ of formulae there correspond recursive class signs r, such that neither v Gen r nor Neg(v Gen r) belongs to Flg(χ) (where v is the free variable of r)

Teorema G�del yang terlihat persis seperti sebuah paradoks sendiri (karena sumpah saya ga ngerti apa maksudnya hehe), pada intinya berkata bahwa niscaya kamu akan bertemu dengan kontradiksi kalo kamu melakukan self-reference atau kalaupun kamu melakukan self-reference pastikan kamu tahu bahwa itu adalah self-reference:) (btw jangan percaya sama G�del hehe)


Lalu buat kita yang bukan matematikawan dan bukan G�del apa artinya Liar Paradox ini?

Ada dua artinya.

Pertama, bahwa permasalahan ini adalah masalah khas manusia karena cuma manusia yg punya consciousness, dan cuma mahluk ber-consciousness yang bisa berbohong.

Kedua, berhati-hatilah ketika ada orang atau pihak yang meng-claim memiliki kebenaran dan benar 100% sehingga semua yang lain salah. Karena sudah kita sama-sama tahu bahwa benar dan salah adalah sebuah kontradiksi

Yang penting bukan benar atau salah karenanya, yang penting adalah percaya.

Tidak penting apakah kita benar dan dia salah, yang penting adalah ketika kita percaya kita benar (percaya? hehe).

Makanya, ketika kita berhadapan dengan sesuatu cuma ada dua hal yang bisa kamu lakukan.

Percaya itu benar. Atau percaya itu salah.

Atau.

Kamu bisa lakukan apa yang saya lakukan, tersenyum simpul dengan sorot mata ga bersalah sambil bersiul-siul "duu duuu duuu duuu" :p
[ Read More ]