
Dua perempuan ini tidak saling kenal. Namun keduanya bernasib sama. Suami keduanya bekas tokoh penting di republik ini. Suami Nunun bekas Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Adang Daradjatun. Sedangkan suami Neneng, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, partai penguasa dua periode pemerintahan Republik Indonesia, M Nazaruddin.
Nunun terjerat kasus bagi-bagi cek pelawat dalam kasus pemilihan Deputi Gubernur BI era Miranda Swaray Ghultom. Sedangkan Neneng Sri Wahyuni terjerat kasus korupsi pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans).
Nunun Nurbaeti telah menjadi buronan interpol dengan penerbitan Red Notice sejak 13 Juni 2011 lalu. Sedangkan Neneng Sri Wahyuni baru Sabtu (20/8/2011) lalu resmi menjadi buronan interpol di 188 negara.
Kini, kedua perempuan dengan kasus yang berbeda bakal diburu oleh aparat KPK dan Kepolisian dengan dibantu interpol. Pertanyaan yang muncul di publik saat ini, siapa yang paling cepat ditangkap, Nunun atau Neneng?
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan pihaknya tetap memburu Nunun Nurbaeti. Dia juga meyakini, aparat kepolisian dan KPK bekerja maksimal dalam upaya membawa Nunun Nurbaeti ke Tanah Air. "Itu kan (Nunun) menjadi salah satu di antara yang banyak yang menjadi obyek pengejaran sekarang," katanya usai buka bersama di kediaman Ketua DPD RI Irman Gusman, akhir pekan lalu.
Dalam penjelasan sebelumnya, Djoko mengakui memang mengalami kesulitan dalam menangkap Nunun Nurbaeti jika dibandingkan saat menangkap Nazaruddin. "Masalahnya kalau saudara Nazaruddin kan banyak interaksi dengan temannya, dengan lawyernya sehingga mudah terdeteksi," kilahnya.
Djoko mengaku dalam penangkapan buronan dilakukan pemetaan mana yang didahulukan. Nunun Nurbaeti, kata Djoko menjadi prioritas penangkapan. "Sedang dipetakan mana yang didahulukan," katanya usai menghadiri Pidato Kenegaraan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2011) lalu.
Anggota Komisi Hukum DPR RI Ahmad Yani menilai KPK dan aparat kepolisan akan lebih cepat menangkap Neneng Sri Wahyuni, istri M Nazaruddin. "Kalau saya menilai, Neneng akan ditangkap lebih dulu dibanding Nunun. Kenapa? Karena terkait dengan Nazaruddin," ujarnya kepada INILAH.COM di Jakarta, melalui BlackBerry Messenger (BBM), Minggu (21/8/2011).
Sementara terpisah, anggota Komisi Hukum DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo justru sulit menilai mana yang bakal tertangkap terlebih dahulu antara Nunun dan Neneng. "Tidak jelas, gelap. Kita hampir tidak bisa lagi membedakan sikap penegak hukum. Mana yang serius dan mana yang sekadar pencitraan," keluhnya.
Ketika ditanya tentang posisi Neneng Sri Wahyuni yang masih terkait dengan Nazaruddin apakah bakal tertangkap lebih dahulu, Bambang menegaskan hal tersebut sangat tergantung dengan sikap Presiden SBY. "Itu tergantung presiden," cetusnya.
Jika melihat perkembangan terkini, memang bisa disebut Neneng Sri Wahyuni bakal tertangkap terlebih dahulu dibanding Nunun Nurbaeti. Apalagi, pihak Direktorat Imigrasi telah mengendus keberadaan Neneng Sri Wahyuni tengah berada di Malaysia.
Lebih dari itu, bila dikaitkan dengan tensi politik terhadap dua buronan perempuan itu, Neneng jauh lebih kuat dibanding Nunun. Neneng terkait dengan Nazaruddin yang selama empat bulan terakhir menjadi pusat pemberitaan akibat perngakuannya tentang praktik korupsi APBN yang menyeret sejumlah petinggi Partai Demokrat.
Ditambah, awal pekan lalu, Nazaruddin berkorespondensi kepada Presiden SBY agar tidak menganggu istri dan anaknya. Konsekwensinya, Nazaruddin berjanji tidak akan membongkar aib elit Partai Demokrat termasuk KPK.
Sedangkan dalam kasus Nunun, para penerima cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur BI telah diproses melalui hukum. Namun, Nunun, yang diduga sebagai pihak pemberi belum pernah diperiksa terkait kasus tersebut. Nunun meski tak banyak koar, posisinya cukup kuat. Setidaknya hingga kini dia tak tersentuh aparat hukum.
Lantas siapa yang bakal tertangkap terlebih dahulu oleh KPK Nunun Nurbaeti atau Neneng Sri Wahyuni?